Jakarta, Mediakota-Online.com
Dilihat dari kacamata FC masyarakat, penegak hukum seakan Idiot dan tidak Profesional hal ini dilakukan oleh seorang oknum, Apa lagi beberapa berita di medsos. belakang ini banyak penegak hukum, oknum yang dimutasi maupun di nonaktifkan dari jabatannya Karena melanggar kedisiplioner.
Banyak penegak hukum yang ditindak oleh atasannya dalam pengawasan, karena perbuatan hal-hal negatif yang tidak semestinya di langgar tentu hal ini dilanggarnya.
Kita ambil contoh, terkait Valencia yang ditindak dan dinyatakan sebagai terpidana dan dijatuhi hukuman di Pengadilan Kerawang Jawa Barat. Dituntut 1 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum. Seakan keadilan tidak merespon kepada korban.
Dan hal ini sampai diambil alih oleh Kejaksaan Agung ST. Burhanuddin, Seakan memalukan konstitusi keluarga besar Adiyaksa.
Makalah banyak yang ber-asumsi seperti seorang pakar hukum, baik yang senior maupun junior dan hal inibpun bisa dalam perbincangan dipermukaan masyarakat umum sambil menganalisa hukum dalam peristiwa Valencia tersebut yang sedang Viral.
Terkait dalam peristiwa ini diduga sumirnya hukum, Hal seperti ini sehari-harinya terjadi dipermukaan dimasyarakat awam. Seperti kasus Valencia yang “diduga di kriminalisasi oleh penegak hukum hanya mengomeli suaminya yang kerap pulang kerumah selalu mabok minuman ber-alkohol.
tentu hal ini menduga pakar hukum berpendapat sangat memalukan atasannya dari konstitusi sebagai penegak hukum. Seolah konstitusi tersebut tidak profesional. Kalau kita bicara jujur dari mana segi pendidikan konstitusi hukum ini masa korban dijadikan tersangka dan dilanjutkan menjadi terdakwa.
Terdakwa mengomeli suaminya yang sering kerap kali mabok. Tentu hal ini mengganggu kerukunan berumah tangga dan meresahkan rumah tangga kepada istri, anak, mertua dan lain sebagainya. Apakah istri sebagai pelaku.
Tentu hal ini banyak orang bertanya. Masa suaminya yang kerap kali pulang mabok diomeli istrinya mengomeli dengan ucapan biasa yang terjadi di rumah tangga kok malah di pidana.
Menurut Pakar Hukum, Advokat Senior Hartono Tanuwidjaja SH, M.SI MH,CBL, di Kantornya mengungkapkan sangat perihatin hal ini kepada wartawan, “cermin hukum di Indonesia tidak memihak kepada kebenaran, yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan ini faktanya seperti Valencia, tentu hal ini yang terekspos oleh wartawan.
Hartono menduga mungkin ada menyerupai hal seperti ini tapi tidak terexpos. Bobroknya penegak hukum di Indonesia, belakang ini tidak mencerminkan sebagai penegak hukum, ungkapnya
Belum lama ini Kapolri Sigit Prasetio Wibowo mengatakan kepada seluruh Jajarannya di medsos, cetak maupun di televisi, agar penanganan laporan anak kepada ibunya, agar tidak dilanjuti ketingkat permasalahan pidana. Apa lagi kasus Valencia didakwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga (kdrt), hanya mengomeli, dia diduga korban dari suami yang pulang mabok.
Lanjutnya lagi Advokat Senior Hartono terkait kasus Valencia. Menurutnya,” Jika tidak demikian yang dilakukan oleh Jaksa maupun penegak hukum lainnya, endingnya diduga ada faktor X Karena ini bukan rahasia umum lagi. Tegasnya.
Kemudian ia menambahkan, siapapun oknum penegak hukum khususnya di NKRI ini, terkait kasus hukum, tidak pandang bulu, baik itu orang berkelas atas, menengah keatas dan juga menengah kebawah. Yang lebih menyakitkan lagi, bagi orang yang tidak punya apa-apa, tidak tau hukum dan lemah ekonomi, tersandung kasus hukum, “jeruji penjara tempatnya”.
Karena pada umumnya, hukum di Indonesia ini bila diperbaiki dengan dan di tertibkan menunggu 100 tahun lagi, tuturnya Hartono (Benn/Edi)