• Rab. Sep 11th, 2024

MEDIA KOTA Online

Sarana Informasi Rakyat

7 Ribu Ternak di Kabupaten Probolinggo Terpapar Wabah PMK, 556 Ternak Sembuh

ByWira

Jun 20, 2022
Ilustrasi

Sebanyak 7.734 ekor atau 2,47 persen dari populasi 312.932 ekor, terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Probolinggo.

Dari jumlah itu, 556 ekor hewan ternak dinyatakan sembuh dan 42 ekor ternak mati di Kabupaten Probolinggo, akibat wabah PMK.

Selain itu, 2 ekor ternak di popotong paksa dan 9 ekor dijual paksa meski terjangkit PMK di Kabupaten Probolinggo.

Bahkan, 1.871 ekor sapi perah atau 26,4 persen terjangkit. Sapi perah yang terjangkit itu dari populasi 8.160 ekor. Dimana 73 ekor sembuh, 40 ekor mati dan 26 ekor dijual.

Selanjutnya, domba yang terindikasi sebanyak 50 ekor atau 0,81 persen dari populasi 76,721 ekor.

Untuk kambing yang terindikasi sebanyak 57 ekor atau 1,85 persen dari populasi 54.923 ekor serta babi yang belum terpapar PMK sebanyak 2.010 ekor.

Medik Veteriner Muda Diperta Kabupaten Probolinggo drh. Nikolas Nuryulianto mengatakan, selama ini Diperta selalu melakukan pengobatan kepada ternak yang sakit.

Namun semua itu tergantung pada imunitas tubuh hewan pada ternak di setiap perliharaannya.

“Imunitas tubuh hewan ini tergantung dari higiene sanitasi yang dilakukan oleh para peternak serta asupan makanan yang diberikan kepada ternaknya,”sebutnya.

Diperta sendiri, sudah memaksimalkan dan mengupayakan se optimal mungkin memberikan terapi obat pada ternak itu.

“Khususnya petugas teknis di kecamatan di lapangan melakukan upaya optimal untuk memberikan terapi obat-obatan maupun penyemprotan disinfektan kepada ternak,” katanya.

Menurut Niko, untuk ternak yang mati penanganannya saat dikuburkan harus membuat lubang sedalam kurang lebih 2 meter untuk menguburkan ternak.

Sebelum dikubur dan dibawa ke liang kubur, ternak itu harus disemprot dulu dengan disinfektan untuk tidak menularkan virusnya dan para pengubur maupun alat-alat yang digunakan juga disemprot.

“Setelah masuk ke liang kubur, ternak tersebut juga disemprot kembali dengan disinfektan. Bisa juga diberikan dengan kapur agar virusnya tidak berkembang biak dan mati. Selanjutnya tutup tanah dan disemprot lagi dengan disinfektan. Semua peralatan orang yang membantu mengubur disemprot agar supaya setelah pulang ke rumah maupun kandang tidak menularkan virus PMK,” jelasnya.

Niko menghimbau kepada para peternak untuk segera melaporkan apabila ada salah satu ternak di sekitar kandang miliknya sendiri ataupun tetangganya yang mengalami gangguan seperti leleran berlebihan, tidak mau makan dan kepincangan, lesi-lesi di sekitar mulut dan ada luka di kuku.

“Diharapkan peternak itu setiap hari menjaga higiene sanitasi kandang, peralatan ternak serta siapapun yang masuk keluar kandang itu,”tegasnya.

Apalagi, penyemprotan di kandang bukan hanya dilakukan sekali saja. Akan tetapi tiap hari.

“Sebab virus ini menyebarnya bisa juga lewat udara. Jadi tidak bisa hanya satu lokasi yang disemprot. Semuanya harus dilakukan agar memperkecil penyebaran virus PMK,” pungkasnya. (Benn/Hasan Himmah)

By Wira