Tasikmalaya, Media Kota Online –
Bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial bagi para pemuda untuk tetap produktif, kreatif dan inovatif agar menjadi generasi berkualitas khususnya terkait kualitas kesehatan, Komunitas Rencanakan Berkeluarga (KRB) kerjasama dengan Peduli Jaringan Tenaga Rakyat (PJTR) laksanakan Seminar Kepemudaan di Aula Dinas Kesehatan, kamis (14/7/2022). “Kualitas kesehatan menjadi penting bagi pembentukan generasi berkualitas termasuk dalam merencanakan untuk berkeluarga,” kata Ketua KRB Widiawati
Pandemi Covid-19 dan kondisi saat ini yang kasusnya melandai, tambah penggagas acara Yosef Nurman para pemuda diharapkan tetap menjaga kesehatan, menghindari resiko dan melakukan pencegahan meningkatnya penyakit menular khususnya penyakit HIV AIDS serta memaksimalkan waktunya untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat/produktif.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr. Asep Hendra Herdiana menyoroti upaya pencegahan penyakit menular terutama penyakit menular khususnya penyakit HIV dan berharap dengan diberikannya informasi dasar para pemuda dapat menyebarkan di wilayahnya terutama yang berperilaku resiko atau punya kecenderungan terjangkit penyakit menular khususnya HIV dalam upaya bisa memutus mata rantai penyebarannya.
Dijelaskannya, perilaku beresiko : gunta ganti pasangan, penyimpangan sexual, penggunaan jarum suntik menerima transpusi darah, sedang hamil/TB, penderita infeksi menular sexual ; kencing nanah, keputihan yang hubungannnya dengan infeksi sexual/kelamin harus melakukan test HIV. “Kita ingin ditemukan sebanyak banyaknya, tahu status orangnya, tahu bagaimana tidak menularkan pada orang lain dan kalau tidak mau masuk ke tahap HIV AIDS, dia harus minum obat Retrovirus (ARV) agar tidak terserang infeksi overtunistik untuk kualitas hidupnya,” ungkapnya
Menurutnya, virus ini harusnya merupakan virus yang sulit menular, karena menularnya pada kondisi seperti itu, jadi tidak perlu ada stigma atau diskriminasi/dikucilkan penderita ini kecuali ada proses sebelumnya seperti hubungan sexual dan lainnya. Juga HIV menular jika ada cairan yang keluar, ada pintu masuk, virusnya hidup, ada pintu keluarnya.
Saat ini, tambah Asep mulai bergeser dari usia 30-40 tahun ke usia 20-30 tahun yang terjangkit penyakit HIV dengan 55 kasus ditemukan tahun 2022 di Kota Tasikmalaya dari 957 kasus secara akumulatif walaupun targetnya menemukan 150-160 kasus ditemukan untuk segera dilakukan pengontrolan agar tidak menyebarkan lagi. “Jangan ada diskriminasi, penyakit ini bukan penyakit mematikan tapi bisa terkontrol dengan cara minum obat anti retro virus. Jika positif HIV stadium AIDS kemungkinan bertahan hidup kecil,” jelasnya
Menemukan sebanyak-banyaknya dan menimbulkan kesadaran untuk tidak malu, minum obat dan menghindari perilaku beresikonya adalah upaya pemerintah (Dinas Kesehatan) untuk mencegah dan menghindari penyakit akibat penyimpangan sexual yang banyak ditemukan pada wilayah yang komplesitasnya tinggi/penduduk padat. “Lapor ke puskesmas terdekat melalui nomor hotline atau PKBI dengan kerahasiaan yang terjamin/dijaga,” pungkasnya (Ayi Darajat)