Kab. Bekasi, mediakota-online.com
Pemerintah Kabupaten Bekasi, melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DKCTR). memastikan perbaikan Sekolah Dasar Negeri 01 Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat masuk dalam rencana prioritas pembangunan tahun 2024. Sekolah tersebut mengalami kerusakan pada atap akibat terpaan angin yang terjadi pada Sabtu (06/05/2023) petang.
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi Benny Sugiarto Prawiro mengatakan SDN 01 Sukadanau sebenarnya telah masuk dalam catatan sekolah yang akan diperbaiki.
“Sebenarnya itu bangunan dua lantai, nah lantai dua yang atapnya rusak. Tapi sesuai analisa tingkat kerusakan yang kami lakukan, itu semuanya akan diperbaiki, akan direhab total,” katanya.
Lebih lanjut, kata dia, pihaknya rutin memeriksa tingkat kerusakan pada bangunan-bangunan milik negara, mayoritas di antaranya merupakan gedung sekolah termasuk SDN 01 Sukadanau.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata dia, kerusakan sekolah ini terdapat pada banyak titik mulai dari plafon, dinding, atap, lantai, hingga utilitas penunjang lain. Bahkan mayoritas tingkat kerusakan berkategori sedang dan berat.
“Untuk itu perbaikan tidak dapat dilakukan sederhana melainkan perlu rehab total. Makanya rencana kami itu rombak total semua,” ucapnya.
Mengingat perbaikan sekolah tersebut bersifat menyeluruh, maka kegiatan rehabilitasi total dimaksud tidak dapat dilakukan pada tahun ini. Kendati demikian, SDN 01 Sukadanau telah masuk dalam skala prioritas tahun depan.
“Karena kalau menggunakan APBD Perubahan itu tidak cukup, baik waktu maupun anggaran. Jadi agar perbaikan benar-benar maksimal, akan kami alokasikan tahun depan,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Imam Faturochman mengatakan sekolah yang ambruk itu bukan dibangun melalui APBD Kabupaten Bekasi melainkan hasil dana tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan yang direalisasikan pada tahun 2007.
“Empat ruang kelas tersebut merupakan pembangunan melalui CSR dari salah satu perusahaan di kawasan industri MM2100,” katanya.
Imam mengaku kondisi kelas di lantai dua tidak lagi memadai sehingga tidak digunakan. Untuk itu, saat atap ambruk, kondisi sekolah aman.
“Total pembangunan empat ruang kelas tersebut dibangun sejak tahun 2007. Sejak tahun 2018 dua ruang kelas karena sudah tidak laik maka tidak digunakan,” kata dia.
Pihaknya juga terus mendorong pihak sekolah untuk turut menerapkan perawatan gedung secara maksimal. Dengan perawatan yang baik, usia gedung diyakini lebih panjang. [Sumardi]