Laporan khusus
Wartawan Mediakota-online.com Hasan Himmah.
Selamat datang di Jakarta International Stadium. Tempat ini dipilih karena ini adalah mahakarya yang dibangun 100% oleh keringat orang-orang Indonesia. Yang dilahirkan oleh ibu-ibu Indonesia, yang dididik oleh pendidikan Indonesia dan melahirkan mahakarya yang mempesona dunia.
Kita datang ditempat ini, karena kita menginginkan perubahan. Kita menyaksikan ketidakadilan yang sudah mewarnai perjalanan republik ini. Apakah itu boleh dibiarkan ? Apakah itu boleh dilanjutkan ? Tanggung jawab kita adalah bersama-sama menghentikan ketidakadilan, menghentikan ketimpanagn, menghadirkan perubahan.
Siang hari ini berkumpul begitu banyak, hati mana yang tak bergetar menyaksikan jutaan orang berkumpul dalam semangat perubahan seperti yang ada di tempat ini. Sejak tengah malam, kawasan JIS telah penuh. Semua datang dengan membawa harapan. Tadi tertulis disitu “kami datang tanpa kepentingan, kami datang menginginkan perubahan “. Ada yang tulis didepan saya ini ora butuh duitmu, butuhe kepemimpinanmu”. Ada lagi yang menulis disini “ kami melanggar larangan istri untuk sampai ke JIS, tapi kami bukan melanggar konstitusi”. Ada yang nulis lagi disini “ Capek-capek kuliah urusan tekhnik, eh pilih yang melanggar etik”. Ada yang nenuliskan aspirasi disini “ pajak naik, eh malah joget-joget”.
Bertebaran spanduk disana, ada tulisan besar sekali “dukung AMIN karena hati, bukan karena transaksi”. Spanduk-spanduk bertebaran semua membawakan harapan, semua menginginkan perubahan dan ini yang membawa gerakan perubahan kita menjadi unik, posternya bukan didanai dari satu sumber yang dicetak diseluruh Indonesia, melainkan posternya dibangun, dibuat dan didanai oleh kerja-kerja dan keringat-keringat pejuang yang ada di seluruh Indonesia. Karena itu, tulisannya berbeda-beda tetapi aspirasinya sama, tujuannya seragam yaitu perubahan.
Kita menginginkan perubahan yang sesungguhnya. Bukan perubahan yang basa-basi. Kita bergerak untuk bisa menggeser yang disebut sebagai pengambilan manfaat atas ketimpangan. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar obrolan ruang-ruang tertutup yang mengatakan bahwa beberapa orang menguasai sepertiga perekonomian Indonesia, sementara 280 juta lainnya harus berebut sisanya.
Kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Rakyat Indonesia harus mendapatkan kesempatan yang setara, harus mendapatkan masa depan yang setara. Karena itu, kita bergerak untuk melakukan perubahan dan kita menyadari bahwa yang diseberang sana, yang ingin menjaga agar dominasi jalan terus, tidak akan mendiamkan begitu saja. Tapi, kita tidak menghadapi mereka dengan angkara murka, kia hadapi mereka dengan welas asih, dengan rasa kasih surodiro joyoningrat lebur dining pangastuti. Kita hadapi dengan kecintaan sebagai warga Indonesia, sebagai anak bangsa. Tetapi, bila mereka melakukan kecurangan, bila mereka tidak menjalankan yang adil, maka kita siap untuk melawan. Kita tidak diamkan perlakuan yang tak adil melenggang tanpa ditantang.
Kita mengirimkan pesan kepada semua rakyat Indonesia menginginkan praktek demokrasi yang mengandalkan kepada keadilan, yang mengandalkan pada keterbukaan, yang mengandalkan kepada tingginya penghormatan pada etika. Disaat etika diremehkan, disaat etika dinomorbawahkan, kami semua hadir membawa pesan “kami akan melakukan perubahan, mengembalikan etika menajdi prioritas penting dalam menjalankan kenegaraan di republik ini”.
Ini semua kita kerjakan dengan kesadaran penuh bahwa perjuangan ini tidak bisa dikerjakan sendirian. Karena itu, kepada semua yang hadir disini kita ingin menbawa pesan perubahan yang akan kita bawa diiringi dengan perasaan cinta kasih, dengan perasaan rahim dan rahman, perasaan merangkul semua, perasaan welas asih. Kita tidak menginginkan negara yang sombong pada rakyatnya, Kita tidak menginginkan Negara yang pelit dengan rakyatnya. Kita tidak menginginkan Negara yang tega kepada rakyatnya, tapi Negara yang mencintai rakyatnya. Negara yang melindungi rakyatnya, Negara yang mambatu rakyatnya. Dan ketika negara membantu rakyat maka negara membantu secara tanpa pamrih.
Ketika bansos diberikan maka itu untuk kepentingan penerima, bukan untuk kepentingan yang mengantarkan. Bansos yang kita siapkan adalah bansos yang tulus iklas. Disebut sebagai bansos plus karena ditingkatkan jumlahnya, ditingkatkan penerimanya dan didampingi supaya naik kelas. Kita tidak menginginkan bansos yang dipolitisasi tapi bansos yang memberikan kemajuan bagi rakyat.
Banyak anak-anak muda yang memiliki mimpi yang tinggi, yang memiliki cita-cita yang tinggi, tapi banyak dari mereka yang menjadi sandwich generation, terjepit. Kami hadir untuk membukakan pintu-pintu agar anak-anak muda bisa meraih mimpinya. Agar anak-anak muda tidak mati dalam melihat mimpinya. Anak-anak muda yang melihat Indonesia memberikan kesempatan kepada semuanya.
Kami semua berikhtiar dan kami pegang janji ini “Negara yang mencintai rakyatnya, Negara yang mencintai anak-anak mudanya, abah ryang mencintai rakyat Indonesia, abah yang mengayomi rakyar Indonesia, sebagaimana abah mencintai anak-anaknya Tia, Mikail, Ali, Kaisar, Ismail yang semuanya dekat dihati dan selalu dibela, insyaAllah itu komitmen abah untuk rakyat Indonesia kedepan. Dicintai sebagaimana anak-anak sendiri dan kita menginginkan suasana persatuan yang ditopang dengan rasa keadilan , bukan suasana keadilan yang dibangun oleh rasa ketakutan.
Yang hadir disini, adakah yang berangkat karena rasa takut ? Adakah yang berangkat karena bayaran ? Adakah yang berangkat karena iming-iming rupiah ? Semua berangkat karena menginginkan perubahan. Karena itu anda dating dengan cinta, kamipun akan bekerja dengan membawa cinta kasih itu dan menyebarkan dalam seluruh kebijakan-kebijakan yang dibuat dimasa yang akan dating. Untuk kita bisa menyelanggarakan itu semua harus bersiap, kita harus bekerja bersama. Empat hari lagi bangsa ini akan menentukan arah. Empat hari lagi bangsa ini akan menentukan perjalanan kedepan.
Kita harus bekerja keras. Menyongsong kesempatan untuk perubahan dan itu artinya menjangkau semua empat hari kedepan. Dan itu artinya menjaga suara di TPS-TPS. Saya meyakini dan percaya bahwa rakyat Indonesia adalah orang-orang yang kuat, orang-orang yang tangguh dan orang-orang yang baik dan rakyat kecil selalu menjadi penjaga ketangguhan repubik ini. Rakyat yang kebanyakan berada di garis terdepan, menjaga kelenturan, menjaga euletan dan melewai krisis-krisis.
Karena itu, ketika terdengar kabar bahwa dihari-hari kedepan akan ada operasi-operasi mulai dari intimidasi, mulai dari penggiringan opini “satu putaran utuk salah satu paslon”. Saya percaya rakyat Indonesia akan menghadapinya dengan hati nurani, akan melawannya dengan hati nurani dan akan menunjukkan bahwa kamilah yang menentukan arah masa depan, rakyatlah yang menentukan arah masa depan, bukan segelintir orang diruang tertutup yang tak terlihat dari publik.
Kami yakin diluar sana aparat pemerintah baik ASN, Polisi, TNI merekapun rakyat Indonesia yang menginginkan anak-anaknya punya masa depan yang lebih baik, yang menginginkan kebutuhan pokoknya terjangkau, yang menginginkan pendidikan berkualitas, yang menginginkan lapangan pekerjaan yang baik untuk anak-anaknya. Karena itu saya yakin mereka juga akan menjunjung tinggi hati nuraninya walaupun menghadapi tekanan-tekanan yang tak terlihat. Mereka akan menjaga sumpah jabatan, mereka akan menghidup-hidupkan hati nurani dan mereka akan ikut menentukan Indonesia kedepan dengan menjaga kehormatan. Kita sampaikan rasa hormat kepadaa seluruh jajaran polisi, seluruh jajaran TNI, seluruh birokrasi yang telah bekerja keras untuk mengayomi, untuk menjaga rakyat Indonesia, insyaAllah merekapun akan menjaga netralitas pada tanggal 14 Februari yang akan datang
Semua akan keluar dari 14 Februari dengan rasa hormat karena menjaga etika, menjaga adab, menjaga kehormatan. Dan kita nanti akan bilang, kita akan bisa mengatakan wakanda no more, Indonesia forever. Kita kembalikan Indonesia sebagai negeri yang tidak menakutkan pada siapapun, negeri yang tidak mengancam kebebasan mengkritik kepada yang sedang memegang kewenangan, negeri yang memberikan kebebasan, berungkap untuk siapapun yang mencintai Indonesia. Hari-hari kedepan adalah hari-hari perjuangan dan hari-hari kemarin adalah hari-hari rekam jejak kita. Kepada semua yang telah bekerja selama ini, seluruh keluarga besar relawan seluruh Indonesia, telah berhasil menggelorakan semangat perubahan melampaui batas-batas yang diperkirakan hanya sebelumnya janji saya akan tetap mengedepan kepentingan Rakyat.
[Hasan Himmah]