Jakarta, mediakota-online.com
Kepala Staf TNi Angkatan Darat (KSAD) segera berganti.
Suksesi bakal berlangsung lantaran KSAD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman bakal pensiun November 2023 mendatang.
Melansir dari berbagai sumber pada Sabtu (10/6/2023), pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan bursa calon KSAD itu adalah area kompetisi perwira bintang tiga.
Namun, tidak semua jenderal bintang tiga TNI AD punya kesempatan bertarung menjadi KASAD.
Pasalnya, ada tiga perwira tinggi bintang tiga yang masuk masa pensiun, yakni Pangkogabwilhan III Letjen Agus Suhardi, Wagub Lemhannas Letjen MS Fadilah dan Danjen Akademi TNI Letjen Teguh Arief Indratmoko.
Ketiganya bakal pensiun pada Juli, Agustus dan September 2023.
Selain tiga nama yang akan pensiun tahun ini, ada empat perwira bintang tiga yang juga akan memasuki masa pensiun 2024 mendatang.
Itu artinya, peluang mereka untuk masuk bursa KSAD relatif kecil karena singkatnya masa aktif sebagai anggota TNI AD.
“Artinya, para pengganti merekalah yang akan lebih berpeluang untuk ikut masuk dalam bursa kandidat KSAD. Saya sendiri memperkirakan bursa KSAD akan lebih terlihat dalam formasi perwira bintang tiga pada bulan Agustus atau September mendatang. Pada saat itu akan ada setidaknya sekitar 11 hingga 13 orang penyandang bintang tiga yang memiliki peluang masuk bursa,” kata Khairul Fahmi, Melansir dari Fajar.
Menurut Khairul Fahmi, saat ini ada Wakil KSAD Letjen Agus Subiyanto, Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak, Kepala BAIS TNI Letjen Rudianto dan Kepala BNPB Letjen Suharyanto yang berpotensi menjadi pengganti Jenderal Dudung Abdurachman.
Mereka berpengalaman dalam tugas dan jabatannya dinilai cukup dekat dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Ada juga Sesmenko Polhukam Letjen Teguh Pujo Rumekso dan jenderal perang asli Bali yang berpengalaman di medan perang, Koorsahli KSAD Letjen I Nyoman Cantiasa.
Peraih Adhi Makayasa yang pernah menduduki jabatan sebagai Danjen Kopassus dan Pangkogabwilhan III ini layak menjadi KSAD.
Jika menjadi KSAD, jenderal kelahiran Seririt, Buleleng, Bali, ini bakal mengikuti jejak jenderal bintang empat yang pernah menjadi kepala staf, yakni mantan KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia.
“Saya kira, hingga saat ini jika tidak ada kejutan, mereka memiliki peluang lebih besar untuk masuk bursa KSAD berikutnya,” ujar Khairul Fahmi.
Khairul Fahmi berharap KSAD baru nantinya selain mencerminkan hadirnya regenerasi dan estafet kepemimpinan.
Yang paling penting memahami posisinya sebagai pendukung, pembantu Panglima TNI, sehingga kebijakannya harus selalu selaras dengan agenda prioritas TNI.
“Saya kira, hingga saat ini jika tidak ada kejutan, mereka memiliki peluang lebih besar untuk masuk bursa KSAD berikutnya,” ucapnya.
Khairul Fahmi menambahkan siapapun pengganti Jenderal Dudung nantinya, tentu memiliki peluang yang sama dengan KSAL dan KSAU saat ini untuk menjadi Panglima TNI.
Artinya, jika riwayat pergantian Panglima TNI itu juga menjadi pertimbangan, maka harus diakui bahwa KSAD baru tersebut akan memiliki peluang besar untuk diusulkan Presiden menjadi Panglima TNI.
Menurut Khairul Fahmi, faktor kedekatan dan kecocokan dengan Presiden bisa jadi bakal sangat menentukan.
Oleh karena itu, kata Khairul Fahmi, sepanjang tidak ada nama baru, maka Letjen Agus Subiyanto, Letjen Suharyanto dan mantan Pangdam IX/Udayana Letjen Maruli Simanjuntak layak jadi KSAD.
“Jika melihat usia dan masa aktifnya yang masih cukup panjang (pensiun 2028), Letjen Maruli Simanjuntak masih sangat layak untuk masuk bursa berikutnya, bersaing dengan perwira-perwira segenerasi,” bebernya. [Benn/T.Iskandar]