Jakarta – mediakota-online.com
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons para menteri yang menyinggung pengusaha minyak yang kini diburu aparat Indonesia, Riza Chalid, saat memberikan dukungan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Dukungan itu setidaknya disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, dan Utusan Khusus Bidang Pariwisata Zita Anjani, melalui akun Instagram mereka masing-masing, dengan narasi yang sama.
Wartawan bertanya perihal apakah Riza Chalid yang disebut-sebut pihak pemerintahan itu ada hubungannya dengan dinamika situasi keamanan pada pekan terakhir Agustus 2025 kemarin atau tidak. “Ya tentunya Polri akan bergerak sesuai dengan bukti-bukti di lapangan,” ujar Sigit menanggapi, saat ditemui di RS Polri, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025).
Sigit mengatakan, polisi akan bergerak berdasarkan data yang didapat untuk menginvestigasi kerusuhan yang terjadi pada waktu belakangan ini. Dia pun menegaskan bahwa polisi bakal terus mencari siapa pelaku yang membiayai kerusuhan yang terjadi beberapa hari belakangan ini.
“Akan terus kita cari baik pelaku di lapangan, aktornya, siapa yang membiayai, semua akan kita cari,” imbuhnya.
Soal Riza Chalid
Nama Riza Chalid, Pengusaha tajir yang dikenal sebagai pemain besar dalam bisnis perdagangan minyak, kembali mencuat ke publik setelah ramainya kasus korupsi Pertamina 2025.
Sosok yang dijuluki “The Gasoline Godfather” ini sejak beberapa waktu lalu resmi masuk daftar buronan Kejaksaan Agung (Kejagung).
Riza Chalid ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi perdagangan minyak mentah Pertamina bersama putranya, Muhammad Kerry Adrianto. Keduanya diduga berperan sebagai beneficial owner di sejumlah perusahaan yang terafiliasi, salah satunya PT Orbit Terminal Merak. Dalam hukum korporasi, beneficial owner adalah individu yang sesungguhnya mengendalikan perusahaan, meskipun saham perusahaan secara formal tercatat atas nama pihak lain.
Dari hasil penyelidikan, total kerugian negara sementara diperkirakan mencapai Rp285 triliun, atau setara sekitar 17,3 miliar Dolar AS (kurs Rp 16.500 per dollar).
Angka dugaan korupsi Pertamina 2025 ini menjadikan kasus tersebut salah satu skandal korupsi terbesar di Indonesia. Unggahan menteri dan utusan khusus sebut Riza Chalid Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengunggah gambar Prabowo bernuansa hitam-putih dengan teks di dalamnya yang memuat nama “Reza Chalid”.
Terlepas dari kemungkinan penulisan nama yang disengaja atau sekadar saltik (typo), namun dalam konteks pemberitaan kasus korupsi, publik biasa mengenal nama “Riza Chalid”. “Kami bersamamu Pak Presiden,” tulis Sakti dalam keterangan gambar unggahannya itu, di akun Instagram-nya, @Swtrenggono, Minggu (31/8/2025).
Begini bunyi teks di atas gambar Prabowo yang sedang hormat itu (redaksi tidak menyunting salah ejaan dan penulisan yang ada pada unggahan asli):
Dear Mr. President
Tidak pernah ada pendahulu berani melawan mafia beras.
Tidak pernah ada pendahulu berani melawan mafia minyak goreng. Tidak pernah ada pendahulu berani melawan mafia migas.
Tidak pernah ada pendahulu berani membongkar mafia Reza Chalid dan anak2 dan kroni2nya.
Bahkan mereka bersama orang2 itu mencuri kekayaan Negara. Tidak pernah ada pendahulu melawan korupsi di BUMN Tidak pernah ada pendahulu yg pernah berbicara soal tantiem yang nilainya triliunan setiap tahun, malah semua partai2 yang pernah berkuasa mereka semua menikmati korupsi di BUMN.
Tidak pernah ada orang2 pintar yg skrg bersuara, sok berada dibarisan rakyat membuka semua masalah2 di BUMN padahal mereka pernah berada di dalam BUMN. Kenapa disaat semua itu Bapak buka dan mulai bersih-bersih, semakin Bapak yang diserang?
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/BP2MI Abdul Kadir Karding juga menyampaikan konten serupa pada 31 Agustus 2025. Teks yang dicantumkan di atas gambar sama dengan teks yang dicantumkan di gambar unggahan Sakti Wahyu Trenggono, hanya saja foto Prabowo yang diunggah Karding sedikit berbeda dari unggahan Sakti Wahyu Trenggono.
[Benn/Wira]