Tasikmalaya, Mediakota-online.com
Penerapan Sistem informasi managemen rumah sakit (SimRS) pada RSUD dr. Soekardjo menjadi perhatian serius Pj. Walikota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah untuk diaktivasi. Sejak pengadaan lima (5) tahun lalu, proses digitalisasi manajemen RSUD dr. Soekardjo tidak pernah berjalan dengan baik karena selama ini managemen berjalan dengan sistem manual
Penerapan SimRS yang terkoneksi dengan Kemenkes dan bisa diakses secara online menjadi salah satu cara membenahi manajemen rumah sakit. Sebagai salah satu instrumen pengawasan untuk meminimalisir ‘permainan’ jika masih memakai sistem manual (SimRS desktop/tidak online)
“Ada kesepakatan untuk mencari solusi terbaik dari kompleksitas permasalahan rumah sakit salah satu diantaranya adalah persoalan SimRS. Tata kelola harus dibangun dengan sistem yang baik dan SDM yang berintegritas,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam usai Rapat Kerja bersama Pj Walikota di Ruang Rapat Balekota Tasikmalaya, senin (3/4/2023)
Senada dengan Pj. Walikota, terang Dede Muharam penerapan SimRS menjadi pintu masuk pembenahan manajemen rumah sakit karena dengan aktivasi SimRS, dapat memantau langsung transaksi, ketersediaan obat (tidak ditemukan lagi obat kadaluarsa), ruang rawat dan lainnya. SimRS ini pun memudahkan saat pembayaran dari pihak BPJS (klaim BPJS)
Sementara, Direktur RSUD dr. Soekardjo dr Budi Tirmadi mengakui SimRS belum berjalan dengan baik karena tengah dalam proses pengalihan dari platform lama ke platform baru, SimRS GOS (Generic Open Source) yang dikembangkan Kemenkes dimana akan langsung update termasuk sistem pelaporan yang terintegrasi seperti RS online dan laporan TB
“April ini sudah kita coba dan masih ditemukan beberapa kendala teknis dan sedang dilakukan penyempurnaan. Secara sistem, 90% sudah ready,” jelasnya
Kedepan, pihaknya mempersiapkan pembaharuan hardware terkait SimRS baru berbasis web dengan spesifikasi yang lebih tinggi. Juga mempersiapkan SDM penginput yang berintegritas melalui penerapan reward dan funishmen untuk pembinaan karakternya mulai dari kedisiplinan pegawai
Dr. Budi menyebutkan, RSUD dr. Soekardjo berdasarkan hasil analisis beban kerja terkait jumlah karyawan akan melakukan restrukturisasi dengan melakukan seleksi ulang termasuk menutupi kekurangan tenaga ahli seperti dr spesialis [Ayi Darajat]