Tasikmalaya, MediaKota Online –
Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 tahun ini dijadikan momentum untuk tetap menjaga kebersamaan, kekompakan dan gotong royong yang telah dijalin untuk menghadapi masa pemulihan pasca Covid-19. Peringatan hari kemerdekaan saat ini dilaksanakan dalam masa transisi pandemi ke endemi setelah 29 bulan menghadapi pandemi Covid-19 yang telah memporak porandakan sendi-sendi dan aspek kehidupan ; aspek kesehatan, aspek sosial-ekonomi maupun budaya serta merubah tata cara bermasyarakat dan berpemerintahan
“Momentum ini merupakan momentum sakral dan bersejarah bagi kita semua yang wajib kita syukuri serta memetik beberapa pelajaran dalam memaknainya,” kata Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto saat Peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 RI di lapangan Setda Kabupaten Tasikmalaya yang dilanjutkan secara daring di Pendopo Baru, rabu (17/8/2022)
Bangsa Indonesia, tambah Ade memiliki kecintaan dan tanggung jawab dalam membangun persatuan dan kesatuan. Tidak kurang dari 1.340 suku bangsa dengan kultur yang heterogen mampu dipersatukan dalam bingkai NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia
Menurutnya, selain sebagai bangsa yang besar juga merupakan bangsa yang berkarakter, berakhlak mulia dan berkepribadian luhur yang setiap saat siap berkorban demi bangsa dan negara. Kemajemukan dan keberagaman tidak menjadi alasan untuk mentolerir perpecahan tetapi dijadikan modal utama untuk memperkokoh rasa kesatuan dan persatuan
Antisipasi Issu Krisis Pangan, Energi dan Air
Krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan yang melanda dunia (krisis global) yang disampaikan Presiden pada Pidato Kenegaraan menjadi tantangan yang harus diwaspadai dan dihadapi dengan kehati-hatian. Khusus dalam mengantisipasi krisis pangan, energi dan air di Kabupaten Tasikmalaya, Wakil Bupati Tasikmalaya H. Cecep Nurul yakin mengatakan pihaknya mengambil langkah melalui kajian Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dalam upaya menghindari alih fungsi lahan
Untuk mempertahankan kawasan tersebut telah dibuat kawasan baru pusat pertumbuhan ketahanan pangan seperti di Cikalong dan Padawaras. Cikalong yang dilintasi Sungai Ciwulan akan dibangun Daerah Irigasi (DI) Cikalong yang akan mengairi di atas 3.000 hektar
“Dalam LSD kita punya 38.000 lahan sawah di lindungi. 8.000 hektar dari jumlah tersebut akan dikurangi untuk digantikan di tempat lain tetapi dalam kawasan Kabupaten Tasikmalaya,” ungkapnya. LSD, terang Cecep akan tetap dipertahankan, tetapi secara bertahap akan diganti di tempat berbeda asal pemerintah pusat harus mensupport nya untuk dapat meningkatkan infrastruktur irigasinya. Karena bagi masyarakat, imbuhnya saat kebutuhan air terpenuhi dengan sendirinya akan mencetak sawah-sawah baru.
Dalam RT RW akan dibuatkan dan disusun kembali serta dibuatkan kawasan sawah-sawah baru serta terpenuhi distribusi airnya. Selain Sungai Ciwulan, ada Sungai Cimedang di Salopa tetapi airnya di bawah. Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah pusat untuk membuat bendungan seperti halnya Bendungan Leuwi Keris
Dijelaskan, kawasan baru pusat pertumbuhan ketahanan pangan di Padawaras, debit airnya masih relatif kecil karena telah terjadi sedimentasi/pendangkalan. “Dengan melakukan normalisasi diharapkan debit airnya bertambah dan dapat mengairi setidaknya 5 desa disekitarnya,” pungkasnya (Ayi Darajat)